Selamat Datang di Website kami

Latar Belakang

Aset kripto sekarang dan di masa depan akan memainkan peran penting di Tanah Air karena merupakan buah dari hilirisasi ekonomi digital ketika teknologi 5G, Internet of Things (IoT), komputasi awan (cloud computing), dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) mulai banyak diadopsi. "Pertumbuhan ekonomi kripto sangat tinggi. Kalau kita lihat jumlah pemain di tahun 2020 sebanyak 4 juta orang. Pada Mei 2021, jumlah pemain sudah tumbuh lebih dari 50 persen menjadi 6,5 juta orang," kata Mendag belum lama ini. Sejalan dengan pertumbuhan jumlah pemain aset kripto, jumlah yang diperdagangkan juga tumbuh sangat tinggi. Pada 2020 jumlah aset kripto yang diperdagangkan sebesar Rp 65 triliun, sedangkan pada 5 bulan tahun pertama 2021 sudah menyentuh angka Rp370 triliun, atau meningkat lebih dari 5 kali lipat. Aset kripto memiliki empat fitur dan konsep utama. Fitur yang dimaksud adalah transaksi, penambangan (mining), investasi, dan perdagangan. Secara historis kehadiran kripto mirip dengan kehadiran uang kertas pada masa itu. Pada awal pengenalannya, uang kertas disandingkan dengan emas sebagai instrumen yang memiliki nilai jual karena kepercayaan masyarakat terhadap instrumen tersebut. Melihat perkembangan aset kripto saat ini, pemerintah perlu melakukan pengelolaan terhadap aset kripto. Kementerian Perdagangan mengakui aset kripto sebagai sebagai sebuah peluang, terutama bagi ekonomi digital. Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional pada 2020 senilai 1.028 triliun USD dan diproyeksikan tumbuh menjadi 1.602 triliun USD pada 10 tahun mendatang. Sejalan dengan itu, kata dia, nilai ekonomi digital tingkat nasional pada 2020 senilai 40.199 triliun USD dan meningkat sekitar delapan kali lipat menjadi 302.567 triliun USD.

Indonesia merupakan pasar yang sangat besar di masa depan, mengingat pertumbuhan penduduk yang akan mencapai lebih dari 300 juta penduduk.

Tokenomics